by Tia Damayanti
Bismillah,
Assalamu’alaikum Wr. Wb,
Sebagai pembuka saat kita bertemu, kerap satu pertanyaan ini yang
diutarakan,”Apa kabarmu hari ini sahabatku?”. Dan serta merta beberapa
diantaranya menjawab,” Alhamdulillah, luar biasa, Allahu Akbar!!”. Subhanallah,.. jawaban penyemangat yang juga
menyemangati hari-hari yang sedang dijalani. Sisi lain, pertanyaan canda para
remaja yang sedang booming kini tak luput kerap menyapa saat bertemu dengan
wajah-wajah yang tidak terdefinisikan (hhe,.. semacam wajah penuh masalah getooh,..), “Gimana,..
kenapa galau begini? Apa yang membuatmu galau? Hah,.. galau??.. “
Hhmmm,.. mungkin menjadi galau, saat mau telepon ternyata handphone
habis pulsa. Jangankan buat telepon, sms pun ka gak’ bisa. Saat uang bekal dari
orang tua kian menipis dan habis, galau juga.. saat menerima hasil ulangan dengan
perolehan nilai kecil, galau.. apalagi saat dicuekin atau bermasalah sama someone special, wuihh.. galau banget.
Jangan-jangan jadi generasi galau ntar, kalau dikit-dikit galau.. jangan dech ya. Remaja
kan generasi penuh harapan, yang mantap menatap masa depan gemilang dan sadar
akan tujuan hidup mau apa dan akan kemana kelak. Okay,.. siip .
Sahabat, era sekarang memang menuntut kita cepat dan tepat dalam
menyelesaikan permasalahan. Seiring
dengan itulah, berbagai produk teknologi dibuat oleh manusia termasuk juga
teknologi informasi yang pesat sekali perkembangannya. Berbagai merk dan model
terus dikembangkan dan diproduksi. Dari sisi informasi, apa yang sedang kita
alami sekarang, dengan mudah beritanya sampai ke ortu kita, cukup dengan
menggunakan ponsel, telpon langsung atau sms. Para orang tua pun tentram dan tenang
jika mendengar kabar baik dari anak-anaknya.
Belum lagi banyaknya jejaring sosial di internet, memudahkan akses
komunikasi informasi menembus batas ruang dan waktu. Dimana dan kapanpun kita
jika sudah berada di depan komputer dengan terhubungkan internet, cukup
menyentuh merangkai kata dan kalimat saja lalu mempostingkannya, maka
tersebarlah informasi kita. Berbeda halnya dengan dulu yang mesti menunggu
beberapa minggu kemudian untuk sebuah surat yang kita layangkan bisa sampai ke
tujuan.
Jadi, .. Remaja galau teknologi? Hmm, … tidak lah yauu..ww. Di
sekolah pun kini para remaja seusia SMP dan SMA telah memperoleh pembelajaran
TIK, yaitu Teknologi Informasi dan Komunikasi. Setidaknya ilmu dan pemahaman
yang diperoleh cukup dapat mewakili para remaja untuk mendapatkan informasi
awal tentang pengetahuan dasar dan ketrampilan seputar teknologi informasi dan komunikasi.
Remaja di tingkat SMA, SMK atau MA telah
juga dibekali pengetahuan tentang perangkat keras dan perangkat lunak yang
digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, memanipulasi dan menyajikan informasi
baik berupa perangkat pengolah kata, pengolah angka, maupun pembuat grafis dan
pembuat presentasi. Seiring dengan itu,
praktek langsung pun menjadi bagian yang menyenangkan bagi siswa remaja dalam
pembelajaran TIK ini. Di kelas X bertemu dengan Ms Word, di kelas XI bertemu
dengan Ms Exel dan Internet, dan di kelas XII bertemu dengan Corel Draw dan Ms
Power Point. Tugas-tugas terkait menjadi lalapan sehari-hari yang tidak
menyisakan kegalauan. Tugas-tugas dari guru yang kejar mengejar boro-boro bikin
galau,.. karena jika lalai dan lambat alias lelet karena kebingungan dan ga’
mau nanya-nanya ke guruatau teman bagaimana solusinya, udah dech bakalan numpuk
di akhir.. kita sendiri kan yang rugi entarnya..
Mengembangkan sikap kritis, kreatif, apresiatif dan mandiri dalam
pengunaan teknologi informasi dan komunikasi, merupakan aspek afektif yang
terus senantiasa ditanamkan disamping juga dalam hal menghargai karya cipta di
bidang teknologi informasi dan komunikasi. Penyelewengan dalam hal ini kita
mendengar berita hangat menjadi perbincangan publik, yaitu bagaimana maraknya plagiat,
hal yang tidak sepatutnya kita tiru. Sisi lain, menjadi dampak negatif dari
pesatnya teknologi ini yaitu menjadikan “malas” Karena kecanduan mengkonsumsi
materi2 yang melenakan atau tidak layak, seperti games, materi yang bermuatan
seks atau tawaran seks, kekerasan, dll.
Teknologi hendaknya tidak membuat kita merasa cukup hanya sebagai “user”
untuk memperoleh informasi saja. Namun juga perlu dikembangkan upaya untuk menciptakan
informasi, menjadi sumber informasi. Maka
dengan demikian mereka akan menjadi produsen informasi, dari tulisan-tulisan
yang mereka buat. Seperti halnya anak-anak KIR MAN 1 Kota Bandung ini yang
membuat blog khusus terkait hal tersebut. Jika pun sampai terinspirasi
perubahan ke arah kebaikan yang diridhoi oleh Allah SWT, bukankah itu akan
menjadi tabungan amal jariah kita kelak?
Remaja galau teknologi,…?.. akan tergerus oleh peradaban. Hmm,..
jauh amat sampai ngomongin peradaban segala, ya.. Jadi teringat sejarah
peradaban saat peradaban Islam menggenggam dunia. Tahukah sahabat,.. bahwasanya
Abu Raihan Al-Biruni merupakan ilmuwan pertama yang menemukan alat astrolabe
mekanik pertama untuk menentukan kalender bulan-matahari. Beliau juga menemukan peralatan astronomi yang
menggunakan prinsip komputer analog yang dikenal sebagai Planisphere – sebuah
astrolabe peta bintang.
Peta bumi, menurut Al-Biruni
Pada tahun 1015, astronom dari Andalusiaatau Spanyol bernama Abu
Ishaq Ibrahim Al-Zarqali berhasil menemukan Equatorium yaitu alat penghitung
bintang. Peralatan komputer analog Saphaea juga ditemukannya. Inilah astrolabe
pertama universal latitude-independent. Astrolabe itu ga’ tergantung pada garis
lintang pengamatnya dan bisa digunakan di manapun di seluruh dunia.
(sumber: republika.co.id (10/3/012)
Sains dan teknologi terus berkembang hingga abad 15, dan para
penemu pun mengukir prestasi yang akan terus dikenang dan menginspirasi
penemuan2 berikutnya hingga kini.
Mengenang sejarah ga’ bermakna kita tenggelam pada masa lalu, namun
ini hendaknya bisa dijadikan inspirasi prestasi kita ke depan. Sebagaimana dijelaskan
kemudian, bahwasanya berkembangnya ilmu pengetahuan serta teknologi di dunia
Islam telah membuat para pemikir Barat berdecak kagum. “Pencapaian terpenting
di abad pertengahan adalah terciptanya semangat eksperimental yang dikembangkan
peradaban Muslim,” tutur Bapak Sejarah Sains, George Sarton dalam bukunya The
Introduction to the History of Science. (sumber: republika.co.id (10/3/2012)
So,.. Remaja Galau Teknologi,.. ?
Tidaklah lah yauu..ww. Saatnya,
kini remaja menyadari potensinya sebagai generasi pencetak perubahan,
menggunakan masa mudanya sebelum masa tua menjelang. Ayo sambut peradaban
gemilang ke depan, karena roda perubahan terus bergulir dan akan terus
bergulir. Hidup ini hanya sebentar saja kawan,.. jangan sia-siakan usia kita.
GAMBATTE KUDASAI..!!
Semoga menginspirasi perubahan ke arah kebaikan,
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Salam hangat, sahabatku..